Jumat, 03 Mei 2013

second love

ok,,,, kalau di fb,,, cerbung ini judulnya But I Do. tapi kalau diblog aku ubah judulnya jadi Second love. biar agak gimana gitu. hihihihi....................... special thanks untuk semua readers saya di fb. Ariyanti Mustika sari. wika riani, devi argina fitriani, ziia chii alviniztarise cyank alvin, dan yang lainnya. maaf gak bisa sebutin nama satu-satu. sungkeman, sambil cipika-cipiki,,,,,,,,,,, hohohohoho..... langsung aja ya. happy reading.... xoxo

 Bismillahirrahmanirrahim.... :) This my story again. How about your story gays? Take is it. :)

 " Benar, kau tidak ingin?" Laki-laki berpostur tubuh tinggi yang sedang berdiri dengan tangan kanan yang dimasukkan kedalam saku serta tangan kiri yang sibuk memainkan rambut spikenya bersuara menggoda.

 Nada itu ia tujukan untuk seorang gadis yang sekarang berada tepat dihadapannya. Gadis yang memiliki senyum manis. Yang kala ia tersenyum akan menampakkan deretan gigi yang dihiasi behel transparan. Gadis dihadapan laki-laki yang bersuara tadi seakan menimbang-nimbang. Matanya berputar 180 derajat. Membuat lingkaran yang sempurna. Kedua tangannya semakin mengeratkan pelukannya pada buku didepan dadanya. Ia masih berdiri termangu. Tanpa menyadari kalau laki-laki dihadapannya tadi telah berlalu perlahan dari hadapannya.

 " eehhh,,,,," ucap gadis dengan rambut terurai sepunggung itu datar. Ia masih tak menyadari kalau laki-laki itu benar-benar telah berlalu dan meninggalkannya didepan perpustakaan sekolah.
 " heiii,,,,," teriaknya memanggil laki-laki yang sekarang sudah akan berbelok ke koridor yang menuju ke kelasnya.
 " Alvin, tunggu."

Dengan sekali hentakan kuat, kedua kaki jenjangnya melangkah dengan lebar dan pasti. Semakin lama semakin lebar. Sampai akhirnya kaki jenjang itu memutuskan untuk berlari.

 " heii,,, kenapa meninggalkanku? Aku kan belum memberi jawaban.

 suara itu meracau tak pasti. Alvin, laki-laki itu menghentikan langkahnya tepat satu langkah sebelum ia benar-benar menghilang dibalik tembok koridor. Lantas saat mendengar racauan nyaring dari gadis yang tadi bersamanya, ia menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Ia menatap lekat gadis yang hanya mempunyai tinggi sampai sebahunya. Gadis yang sebenarnya tidak terlalu pendek.

 " Ya...." jawab Alvin singkat. Dengan nada yang biasa ia lontarkan saat bicara dengan siapapun. Kecuali dengan ibunya.
 " kenapa hanya menjawab ya?" Alvin tak bersuara. Ia mengangkat lengan tas ransel yang dengan sengaja ia sangkutkan dilengan kananya. Derak tapak sepatu yang ia hentakan memenuhi telinga gadis itu yang masih terdiam memikirkan jawaban.
 " Alvin, apa harus aku melakukannya?" tanya gadis itu ragu.
" Ashilla, kalau kau tidak mau ya sudah. Kau hanya tinggal mengganti rugi kerugian atas ulahmu itu. Sebesar 5 juta." suara Alvin menegaskan. Mata Ashilla membesar. Ia terbelalak sesaat setelah Alvin mengatakan hal itu.
 " kau,,,,!!!"
 " Terserah!!"

 Ahhhh,,,,,. Shilla menahan napas sejenak. Lalu menghembuskannya dengan paksa dan menyebabkan suara yang lumayan terdengar keras.
 " fine. Aku akan mengikuti permintaanmu." ucap Shilla pada akhirnya.

Kedua sudut bibir Alvin tertarik keatas. Ia tersenyum puas namun simpul saat mendengar jawaban dari Shilla.

 " gadis pintar." serunya lalu berbalik badan dan melangkah meninggalkan Shilla.

 Shilla yang masih memikirkan kemungkinan permintaan yang diajukan Alvin mendadak menjadi resah. Ia takut saja kalau-kalau Alvin memintanya untuk menciumnya atau bahkan memintanya untuk menemaninya tidur. Ahhh tidak-tidak. Itu tidak mungkin terjadi. Kemungkinan yang berseliweran dibenak Shilla itu membuatnya dengan cepat menggeleng kuat-kuat. Ia mencoba membantah semua kemungkinan itu. Shilla menghela napas sejenak. Lalu berbalik badan. Ia melangkahkan kakinya menuju kelasnya yang berbeda rute dengan alvin. Sepanjang ia melangkah pikirannya sibuk memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya setelah ini. Belum lagi kalau-kalau apa yang ia pikirkan itu benar-benar terjadi. Aiihhh,,,, ia bisa saja mati sekarang juga. Bibir tipis yang merona itu juga terus meracau tanpa suara. Ia terlihat persis - seperti orang yang tempramental- jika seperti itu. Ia terus begitu sampai-sampai tidak mendengar teguran dari temannya sendiri.

 " Heii,,,,"
" Ahhh,,,," Shilla terhenyak dari lamunannya.
" Gila! Aku menyapamu tidak kamu jawab."
 " ahhh itu. Maaf, Sivia. Aku tidak mendengarnya tadi." seru Shilla sambil menundukkan tubuhnya.

 Alih-alih selanjutnya, Shilla kembali melangkahkan kakinya. Ia mengambil buku yang tadi sempat lepas dari pegangannya. " Hanya gara-gara memikirkan kemungkinan konyol itu, aku sampai seperti ini. Hhh,,,, gila!"

Tiittt,,,, nada sms terdengar dari handphone mini Shilla. Ia mengabaikannya sesaat, sebab ia sibuk membenahi buku-bukunya yang masih berserakan diatas mejanya. Bel pulang sudah berdering lumayan lama, jadi Shilla harus bersiap untuk pulang kerumah. Ia membuka pesan dihandphonenya. Menatap tajam nomor yang tak dikenalnya.

 " Permintaanku dimulai sekarang. Kamu harus pulang bersamaku dan harus ikut. Aku menunggu diperkiran sekolah. Kalau kamu melanggarnya, itu terserah kamu. Bertanda Alvin."

 Mata shilla melebar. Oh God, Alvin memintanya untuk ikut bersamanya. Apa yang akan diperbuat Alvin padanya? Shilla mengintip dari sela dinding taman sekolah. Benar saja, Alvin menunggunya dan ia sedang memutar-mutarkan kunci sepeda motor cagivanya. Shilla terlihat ragu, namun setelahnya ia melangkah juga menghampiri laki-laki itu.

 " emmm,,,,, kamu tidak akan meminta yang aneh-aneh dariku kan? Kamu gak akan menyuruhku untuk,,,,, hmmmm menemanimu tidur?" ucap shilla ragu-ragu.

 Alvin menghentikan kegiatannya memutar kunci motornya. Ia menatap tajam Shilla yang sekarang tertunduk. Namun setelahnya tawa lepas terdengar dari mulut laki-laki itu yang terlihat jarang sekali mengumbar tawa seperti sekarang. " ya enggaklah. Kamu akan tahu apa yang aku minta nantinya. Sekarang, cukup ikut aku." seru Alvin menarik Shilla untuk menaiki motornya dan memakai helm yang telah disiapkan Alvin. #Bersambung :)

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates