Jumat, 03 Mei 2013

Second Love part 4

Bismillahhirrahmanirrahim.
Karena kemaren ngepostnya kependekan + udah protes tentang part 4nya. Aku post hari ini. Tapi maaf sebelumnya, tag nya menyusul ya :D. Niatnya tadi pagi mau ngepost, eee tapi kagak bisa. Jadi,,,,, langsung aja ya. *ngerlinginmata #pletak :D

********
Dinda meletakkan jari telunjuknya tepat didagunya. Dan setelahnya, bocah itu tersenyum dan berjalan mendekati tumpukan CD yang merupakan koleksinya. Hadiah dari Alvin.

" ini...... Kita karaokean aja. Bagaimana kak?"

Shilla mengambil CD yang dipegang Dinda. Betapa sumringahnya Shilla karena CD yang dipegangnya merupakan album terbaru Justin Bieber.

" yay,,,, JB. Boleh banget dek."

Shilla mengangkat tubuhnya. Lalu berjalan kearah DVD player untuk memasang lagu pria favoritnya itu. Sambil menunggu, Shilla sempat menanyakan beberapa hal kepada Dinda.

" koleksi justin biebermu banyak banget, dek. Wahh adek Blieber juga ya?"
" hahaha,,,, iya kak. Itu juga hadiah dari koko Alvin. Dia juga kan pengemar berat JB."

Dentuman yang terdengar dari depan mereka membuat Shilla dengan cepat menegakkan tubuhnya. Lagu it's you menjadi lagu pertama yang mereka nyanyikan.

Seperti terkena sihir dari lagu itu, Dinda dan Shilla tanpa pikir panjang bernyanyi sambil menggoyangkan badan mereka. Dengan riangnya, Shilla menggoyangkan pantatnya seiring irama sambil memutar-mutarkan badan mungilnya.

" it's u,,,, it's u,,,,,"

Alvin meneguk ludahnya paksa. Shilla terlihat sangat konyol saat melenggokkan pantatnya. Karena suara lagu yang terlalu keras, membuat suara tawa Alvin tak terdengar Shilla.

Tapi, mata Dinda menangkap bayangan abangnya itu dibalik pintu sambil memegang perutnya. Sembari tertawa lebar. Saat Shilla masih asyik menggoyangkan pantatnya, Dinda berjalan menghampiri Alvin dan mengajak laki-laki itu untuk ikut bergabung bersama mereka.

" ehhh,,,," Alvin tersentak saat Dinda memintanya bergabung bersama Shilla.
" ahhh,,,, ayolah koko."

Tanpa persetujuan, Dinda menarik koko-nya dengan paksa. Sampai laki-laki itu berada tepat disamping Shilla.

" Ayo Alvin. Goyangkan pantatmu." seru Shilla entah sadar atau tidak.

Alvin sendiri masih berdiri kaku sambil menggaruk tengkuk kepalanya. Ia memperhatikan dua wanita yang sekarang seperti asyik dalam dunianya sendiri. Ia menatap dinda dengan alis yang terangkat saat adik perempuannya itu membuat gerakan menutup matanya dengan 2 jari. Namun ia terlebih kaget saat matanya menangkap tubuh Shilla masih asyik bergoyang pinggung sana-sini (?).

" Ayolah Alvin. Menari. Lihat aku." seru Shilla menarik lengan Alvin agar mengikuti gerakannya.

Sama halnya seperti Dinda dan Shilla, Alvin seperti tersihir oleh ajakan Shilla dan akhirnya laki-laki dingin itu mengikuti goyangan Shilla juga.

Shilla masih sibuk bergoyang sana-sini mengikuti irama. Sampai saat dirinya memalingkan wajah dan mendapati Alvin tengah melakukan hal yang sama, ia terdiam sejenak lalu tertawa.

" buahahahaha,,,,, kamu, konyol banget."

Alvin tak mendengar tawa yang sebenarnya menertawakan dirinya. Ia masih sibuk berkomat-kamit sambil menggoyangkan tubuhnya. Pada saat yang sama, saat Alvin dan Shilla melakukan kegiatan mereka lagi mata mereka malah saling bertemu saat mereka sama-sama akan memutar tubuh mereka.

Selanjutnya, mereka saling menatap dan memberikan ekspresi salah tingkah. Dengan Alvin hanya menggaruk tengkuk kepalanya dan Shilla menundukkan wajahnya sambil menyelpikan rambutnya yang liar turun ke depan wajahnya.

" Alvin!" teriakan dari seseorang yang sangat khas ditelinga Alvin membuatnya juga Dinda mematikan DVD player itu. Membiarkan dunia mereka hilang untuk saat ini.

" kalian. Ckckckck,,,, sudah berapa kali mama bilang. Jangan pernah bertingkah konyol seperti itu didalam kamar."

Shilla hanya meneguk ludah sambil menggenggam tangan Alvin - yang entah dia sadari atau tidak- saat mamanya Alvin tiba-tiba pulang dan marah-marah.
" anu ma,,, anu..." seru Alvin terbata.

Wanita paruh baya itu menggeleng perlahan melihat tingkah 2 buah hatinya yang menurutnya sangat konyol itu. Gelengan kepala itu berhenti saat ia menatap genggaman tangan Shilla dan Alvin.

" eehhh,,,, tangan kalian."

Shilla dan Alvin saling menatap. Lalu mereka sama-sama melepas tangan mereka dengan paksa. Dan itu membuat bocah kecil diantara mereka harus menahan tawa.

" muka koko sama kak shilla merah." seru Dinda tanpa suara.
" kau siapa?" tanya nyonya sindunata penuh selidik.
" aku,,,, Ashilla, tante."
" pacar Alvin?"

Hah? Alvin dan Shilla sama-sama membelalakkan matanya. Lalu saling pandang dan kemudian sama-sama menatap wajah wanita paruh baya itu.

Tak ada suara bantahan yang keluar dari mulut Alvin dan Shilla. Mereka hanya menggeleng dengan mulut yang setengah terbuka. Kalau menuruti panggilan hati mereka masing-masing, tak ada yang menolak saat mereka dikatakan 'berpacaran'.

" jadi?" seru Nyonya Sindunata lagi.
" Mama memangnya setuju kalau koko sama kakak ini?" pancing Dinda sambil menunjuka kearah Shilla.

Nyonya Sindunata itu terdiam sejenak. Matanya mengamati Shilla dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Ia menaikkan sebelah alisnya sebelum akhirnya ia berkata.

" kamu? Ashilla zahrantiara? Anaknya wiwid?"

Shilla menganggukan kepalanya masih dengan mulut setengah terbuka. Dalam hati ia berseru bagaimana mamanya Alvin tahu kalau ia anak dari wanita bernama wiwid? Ahh,,,, lagi-lagi Shilla dihadapkan dalam kebingungan.

" ah,, ya ampun. Kau cantik sekali sayang. Tante setuju sekali dengan hubungan kalian."

Shilla semakin melebarkan mata dan mulutnya. Yang juga diikuti oleh Alvin.

" ahh,,, tante. Aku dan Alvin itu,,,,,"
" ya sudah. Kalau begitu ayo makan dulu. Kamu belum makan siang kan?"

Alvin dan Shilla saling merutuki satu sama lain. Mereka kan tidak pacaran? Kenapa malah salah sangka sih? Ya ampun. Shilla menepuk jidadnya sendiri.

" Alvin, ini bagaimana?"

Alvin hanya mengangkat dua bahunya. Ia masih saja memperlihatkan tampang datar dan tidak bersalah dihadapan Shilla. Karena kesal dengan Alvin, Shilla pun menghentakan kakinya dan sukses mengenai kaki laki-laki itu.

" shiit,,,, sakit."

Shilla dan Alvin sama-sama melangkahkan kakinya menuju meja makan. Yang tentunya disana telah berada mama dan juga adik Alvin. Baru saja shilla dan Alvin akan menyedok makanan ke mulut mereka, satu pertanyaan sukses membuat Shilla dan Alvin membiarkan sendok mereka diudara.

" apa ma?"
" iya, sudah berapa lama kalian pacaran?"

Dugg,,,,. Shilla lagi-lagi menginjak kaki Alvin. Ia meminta kepada laki-laki itu agar ia mengatakan kepada mamanya kalau mereka tidak ada hubungan apa-apa.

" ahh,,, tante. Aku dan Alvin itu,,,," Shilla sedikit ragu untuk meneruskan kata-katanya.

Alvin menghela napas pasrah dan akhirnya pengakuan itu pun meluncur dari bibirnya.

" Alvin dan Shilla tidak ada hubungan apa-apa mama."

Sekarang gantian mama Alvin yang melebarkan matanya. Wanita itu terlihat sangat kaget dengan pengakuan anak sulungnya itu.

" kalian tidak pacaran?"

Shilla mengangguk pasti saat tatapan mata mama Alvin meminta penegasan darinya. Shilla sempat takut saat tatapan tajam itu mengarah kepadanya.

" ahh,,,, sayang sekali. Tante kira kalian pacaran."

Dari nada suaranya, wanita itu kedengaran sangat kecewa sekali.

" ahh,,, padahal ma, kak Shilla dan koko itu sama-sama penggemar justin lo." celetuk Dinda membuat Alvin langsung melebarkan matanya.

Usai makan dengan disuguhi berbagai pertanyaan aneh dari mama Alvin, wanita itu menyuruh Alvin untuk mengantarkan Shilla pulang. Mau tak mau demi ibunya, Alvin mengiyakan saja permintaan itu.

" hati-hati ya." seru mama Alvin saat Shilla dan Alvin telah benar-benar masuk ke dalam mobil.

Selama perjalanan, mereka hanya diam. Tak ada yang berinisiatif untuk membuka pembicaraan. Malah ditambah jalanan yang macet serta hujan yang mendera jalanan tempat mereka saling terdiam.

" akuu,,,,," ucap Alvin dan Shilla bersamaan.

#hai,,,, masih terlalu pendek? Ceritanya makin ngawur kan? Makin ancur? Makin gak greget? Ahhh coment ya. Huhuhu

take is it
@widarihasnita

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates