Jumat, 23 November 2012

Love in seoul bag 2

Shilla pun melangkah sambil sesekali mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan rumah angel. “rapi sekali” pikirnya. “hmmm,,,,, Ngel, ini kamu semdiri yang membereskanya?” Tanya shilla. “iya. Oh iya, kamu mau minum apa? Tas kamu letakkan saja di kamar itu. Itu akan menjadi kamar mu selama kau disini” ucap angel sembari mempersiapkan minuman untuk tamunya itu. Dentingan antara [erpaduan mug dan sendok pun terdengar nyaring memenuhi ruangan. “mug coklat panas.” Seru Angel sambil sesekali memutarkan badannya. Dan hal itu langsung disambut dengan antusias oleh shilla. “mug coklat. Kamsahamid, agashi (terimakasih nona)” seru shilla sesaat setelah menerima mug dari Angel. “mug cuklat, hmmmm,,, mantap” seru angel dan shilla bersamaan sambil memperagakan gerakan mug coklat yang mereka ciptakan sendiri. Alih alih selanjutnya tawa membahana pun terdengar dari keduanya. Angel melirik pada jam di tangan kirinya sambil menyesap mug coklatnya. Sesaat setelahnya, matanya membulat, dan sesegera mungkin angel meletakkan mugnya. “Aku ada janji. Aku harus menjenguk temanku di rumah sakit. Ikut?” ajak Angel. “hmm,, boleh deh. Sekalian jalan-jalan.” Cengir shilla. “ Modus” Dua gadis itu pun melangkah beririgan. Shilla, gadis itu melangkah sembari membenarkan topi putihnya dan membiarkan rambut depannya tergerai indah menutupi sebagian dahinya. Dan Angel, ia melangkah memasuki bagasi mobilnya. “Let’s go sister” Inilah yang membuat shilla begitu dekat dengan sepupunya yang satu ini. Sikap cerianya yang juga sama dengan Shilla membuat Shilla terkadang terhanyut kedalam duani yang dibuatnya bersama Angel. Shilla’s & Angel world. Disini, Shilla akan menemukan hari lalunya seperti saat angel ada bersamanya, menghibur dan juga menemaninya. Deruman mesin mobil Angel terdengar sedikit kasar, mungkin karena belum mengganti pelumas mobilnya. Sesaat setelahnya, mobil yang semula terparkir dengan apik di dalam bagasi, kini telah melaju dengan pesat meninggalkan tempatnya. Di dalam mobil, shilla sibuk memilah-milah keeping-keping kaset kaset yabg terjejer di sekitar tempat duduknya. Tanannya berhenti memilah, saat terpegangnya kaset terbaru dari boy band favoritnya. “one’d? Tanpa meminta izin, Shilla memasukkan kaset itu kedalam dvd yang ada di mobil angel. Dan sesaat setelahnya terdengar suara petikan gitar. Dan shilla pun melantunkan kata demi kata dari lagu yang sudah benar-benar di hapalnya. I’ve tried playing it cool But when I’m looking at you I can’t never be brave Cause you make my heart race Angel yang mulai tergoda dengan lagu itu pun ikut bernyanyi. So get out get out get of the my head I fall in to my arms instead I don’t I don’t I don’t don’t know what it is But I need that one thing and You’ve got that one thing Suara itu terhenti, dan sekarang di gantikan oleh tepukan dari shilla dan Angel. “fantastic” “udah lama gak duet ya. Jadi kangen hahahahaha” ucap angel. “tapi masih tetap dong, suara ku yang paling keren” “yeee, suara ku dong. The sound of Angelica pieters” sambung angel sembari menyenggol lembut lengan shilla. “whatever” Alih-alih selesai bernyanyi, tak seberapa lama setelahnya, mobil angel sudah terparkir di depan sebuah rumah sakit. Gedungnya megah, dan sekitarnya juga asri sekali. Shilla melangkah mengikuti angel, namun masih dengan pikirannya. Ia terihat sangat takjub dengan apa yang dilihatnya. Terdengar dentingan benda jatuh, dan benar saja benda itu adalah kunci mobil angel. Ael menundukkan badannya. Dan shilla terus saja melangkah tanpa memperhatikan ada atau tidak orang di depannya. Dan alhasil, ia pun menabrak seseorang. “awww,,” rintihnya Angel mendongakkan kepalanya. Dan setelahnya ia buru-buru megangkat tubuhnya keatas. “ Mianhae Alvin oppa” ucap angel. Shilla hanya terdiam. Ia terus saja memperhatikan dua orang yang sekarang tepat didepannya. Muluitnya sedikit terbuka, persisnya shilla seperti orang cengok. “ Agashi?” ucap laki-laki di depannya sembari mwngibaskan tangannya di depan wajah shilla. Sontak shilla tersadar. Lantas ia tersenyum kaku. “ oppa, dimana steven oppa?” Tanya Angel. “ dia masih dirawat. Mau aku antar?” sahut Alvin. “ ne, kamsahamida oppa” Mereka bertiga pun melangkah bersama memasuki rumah sakit. Mereka berhentiu di ujung koridor rumah sakit, di depan kamar bernomor 23B. Alvin pun membuka pintu ruangan itu tanpa meminta izin. Sesaat setelahnya, tampak seseorang yang sedang berbaring di depan kamar itu. “ steven oppa?” ucap angel sembari berlari kecil dan memeluk orang yang di maksudnya. “ bogosipo oppa” ucap angel lagi. Orang yang di peluk angel sedikit kaget karena ulahnya. Ia pun membalikkan badannya menghadap angel. Ia tersenyum menatap pucuk kepala angel yang sekarang berada di atas perutnya. “agashi, aku baik-baik saja” “ aku kangen oppa. Sudah lama tidak melihat oppa” Suasana di dalam membuat shilla sedikit risih. Ia menghela nafas. Adegan antara angel dan steven oppa membuatnya mengingat masa lalunya yang dulu saat bersama mantan kekasihnya, cakka. Karena jenuh, ia mengubek-ubek tas yang di bawanya. Sesaat setelahnya di tangannya sudah tergeletak i-pad miliknya. Ia menekan beberapa tombol, yang kemudian ketikannya berbuah menjadi sebuah kalimat, dan setelahnya ia mengirimkannya kepada seseorang. Layar I-padnya berkedip. “why sister? Any problem?” kalimat itu tertera di layar i-padnya. “huhuhu,,, aku galau zahra,, aku galau.” Layar i-padnya berkedip lagi. “ kenapa?” “ angel dan pacarnya mesra sekali. Aku iri, jadi inget,,,,,,” “ shilla, I ngat dia masa lalu. Oh ayolah, come on” Saat masih asyik dengan kegiatannya, tiba-tiba suara deheman seseorang menusuk telingannya. Nah loh, siapa tuh? To be continued Tinggalkan jejak jika membacanya. Mohon saran dan kritik. @widariHasnita

Kamis, 15 November 2012

Love in Seoul bg 1

“hah,,,,” Gadis itu mendesah tertahan. Melepas beban berat yang ada didalam hati. Walau sebenarnya mendesah bukanlah pilihan yang tepat, namun setidaknya itu lebih baik untuk gadis itu saat ini. Di ambilnya benda berwarna coklat yang tergantung di pundak kanannya. Di aduk-aduknya isi benda itu. Dan ia mendapatkan benda yang mungkin sedang dicarinya. Dan setelahnya ia menekan tombol-tombol benda itu. Sejenak setelahnya, terdengar bunyi yang cukup keras. “perasaanku, yang terlanjur sudah Tersimpan dalam hatiku,,, tak begitu saja,, Dapat terhapuskan meski Kau dengan mudahnya dapat pengganti diriku,,,” Mulutnya sibuk mengikuti alunan dari setiap bait lagu itu. Setidaknya, mungkin hanya lagu itu yang bisa menggambarkan tentang perasaan hatinya. Di tatapnya dengan nanar layar I-phonenya. Namun setelahnya ia mendesah pasrah. Lantas beberapa detik kemudian, ia menangis terisak. Apa mungkin itu karena pengaruh lagu itu? Hmm,, entahlah. Ia sibuk bergumam, sambil sesekali menyeka air yang masih saja mengalir di kedua pipi putihnya itu. “ andai aku bisa menyampaikan rasa di hatiku padamu, aku akan menyampaikannya. Dengan segera malah. Namun itu tak mungkin aku lakukan. “ Alih- alih selanjutnya kejadian yang beberapa hari lalu di rasakan gadis ini kembali membuat air matanya mengalir semakin deras. “ kau memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita. Tanpa ku tahu apa salah dan dosa ku padamu. Tanpa rasa bersalah, kau dengan gamblangnya mengungkapkan maksudmu itu. Tanpa pernah kau bayangkan bagaimana rasanya aku “ Lagi dan lagi gadis itu bergumam. Dan gumamannya sangat pilu sekali. Ya, laki-laki yang sudah 2 tahun menjalin hubungan dengannya, tiba-tiba saja memutuskannya tanpa alasan yang jelas. Malah, laki-laki itu sama sekali tak merasa berdosa. Berjalan di depan matanya dengan seorang gadis, yang ia tahu betul siapa gadis itu. “ kenapa? Oh tuhan, sepahit ini kah kisah cintaku?” sesalnya. Alih-alih ia menangis, lagu itu tanpa teras telah berakhir. Dan gadis itu perlahan melangkah dengan gontai meninggalkan tempatnya sekarang. Ia melangkah dengan pasti memasuki rumah di ujung gang. Dan setelahnya suara seseorang menyerukan namanya, dan mau tak mau ia harus menoleh. “ ini tiket apa?” suara itu mulai menggema. “ tiket untuk terbang ke seoul” ucanya lemah. Orang yang memiliki suara tadi segera terbelalak saat mendengar jawaban gadis itu. “ kau tak bercanda ingin pergi ke seoul kan shill?” “ aku serius, Zahra. Aku tak pernah bermain-main dengan apa yang sudah aku putuskan” “ tapi jika kau ingin melupakan masalahmu, tak harus dengan meninggalkan Indonesia kan?” Sesaat shilla mendesah, lantas melangkah ke sebuah sofa panjang di ruang tamu. Dan langkahnya di ikuti pula oleh Zahra. “ tekadku sudah bulat, ra. Kau tahu kan bagaimana rasanya aku?” gumamnya, dan sekali lagi air bening itu mengalir begitu saja. “ ttt,,,ttaapiii,,,,” Tanpa menjawab, shilla melangkah meninggalkan Zahra yang masih dengan pikirannya. Zahra pun menghela napas pasrah. Tak akan mungkin ia bisa mencegah saudaranya itu. Keinginannya sudah terlampau serius. ♣ Pagi pun telah menampakkan keagungannya. Dan shilla, gadis itu tampak berbenah diri. Sambil sesekali ia melirik pada foto di sudut kamarnya. “ aku harus meninggalkan mu, wahai kenangan” lantas setelahnya, ia membuang foto itu tepat ke tong sampah. Suara ketukan pintu pun terdengar dengan sangat jelas di telingannya. “ kau yakin” Tanya suara itu lemah. Shilla berjalan menghampiri gadis yang sekarang berada di ambang pintu kamarnya. “ ra, ini keputusanku. Dan ku rasa aku bisa memulai kebahagianku di Negara yang selalu di bilang romantis itu” jelas shilla. Zahra menarik napas perlahan, lantas setelahnya ia menghembuskannya.“ baiklah, jika keputusanmu sudah bulat. Aku akan ikut mengantarmu kebandara” ♣ Dua gadis itu kini sudah berada di bandara soekarno-hatta. Zahra dengan ragu melepas kepergian kakak perempuan satu-satunya itu. “ hati-hati ya, shilla. Get your love there. Good bye sister.” Ucap Zahra, namun mampu membuat suasana itu menjadi mengharukan. “ thanks, baby. Love you” Lantas setelahnya shilla melangkah sambil menyeret koper coklat miliknya. Sedang Zahra masih tetap di tempatnya sambil seselai melambaikan tangan. “ good bye sister.semoga kau mendapatkan kebahagiaanmu disana.” ♣ Sekarang, shilla sudah berada di dalam pesawat. Perjalannan selama 7 jam Indonesia-korea mungkin akan menyita waktunya. Dan tentunya itu akan melelahkan. Shilla menyumpalkan earphone ke kedua telingannya. Lantas setelahnya, matanya mulai terpejam. Kini, pesawat yang di tumpanginya telah mendarat dengan selamat. Dan tugas shilla sekarang adalah mencari alamat Angel, sepupunya yang 2 tahun lalu pindah ke Negara ini. Shilla merogo saku jacketnya. Lantas setelahnya ia memegang sebuah kertas yang merupakan alamat dari saudaranya itu. Shilla melangkah dengan terburu-buru. Tanpa ia sadar ada orang didepannya. Dan alhasil, ia dan orang itu pun bertabrakan. “mianhae” ucap orang yang di tabraknya tadi. Shilla yang mengerti sedikit bahasa itu pun hanya menganguk. Lantas setelahnya ia kembali melanjutkan jalannya. Dan sebelumnya ia sudah sempat melihat wajah orang yang ditabraknya tadi. Tepatnya mereka berdua sempat bertemu pandang.

Alih-alih selanjutnya, shilla kini sudah berada di depan sebuah rumah. Lantas sesekali ia menoleh pada kertas yang kini berada di tangan kanannya. Shilla pun mengetuk pintu rumah itu. Dan sesaat setelahnya muncul pemilik rumah itu. “ shilla? Ayo masuk” ucap pemilik rumah itu ramah. Aduh, aku buat cerbung aja yey. Semoga banyak yang suka.

Sabtu, 27 Oktober 2012

A Place in Japan

Namaku cinta,,, ketika kita bersama,, berbagi rasa untuk selamanya,,,, Namaku cinta,, ketika kita bersama berbagi rasa sepanjang usia,,,,, Alunan senandung lagu sendu asal Indonesia itu mengiang dengan merdu dikedua telinga. Mengukir kenangan pahit yang harus terulang kembali di memori. Sesak rasanya saat aku harus mengingat semuanya. Ya inilah aku, aku yang rapuh karena kamu yang melakukannya. Kamu singga diruang kosong ini, namu saat namamu tak bias terhapuskan kau pergi dan berlalu tanpa seizing sang empunya. Alih-alih berlalu, 2 tahun lamanya aku seperti ini. 2 tahun pula kau pergi meninggalkan aku. Aku tahu, aku tak boleh begini, tapi aku harus bagaiman, kau yang mengajari aku begini. Lambat laun, seiring terngiangnya lagu, mataku seolah ingin mengeluarkan sesuatu yang hangat. Dan benar saja, butiran hangat itu kini mengalir dengan derasnya dikedua pipi lembut ku. Karena keasyikan dengan kegiatanku, tanpa sadar seseorang menepuk pundakku tanpa meminta izin. Alih selanjutnya dia sudah berada tepat disampingku. “ kau menagis lagi?” tanyanya lembut sontak membuatku terdiam beberapa saat. Sejurus setelah aku kembali pada kegiatanku. “heeemmm” aku hanya menjawabnya dengan sedikit deheman. Lantas dia tak bertaya apa-apa lagi. Walau aku tahu, dia tak mungkin bisa diam melihatku seperti ini. Ku benarkan letak syal phuschia ku. Lantas kuhadapkan wajahku dihadapannya. “kau sungguh mengkhawatirkan ku?” tanyaku sambil menghapus sisa-sisa air dipipiku. “ kau tentu siudah tahu jawabannya.” Ucapnya tenang. Detik selanjutnya tak ada lagi yang bersuara, aku dan juno sama-sama dalam diam. Mungkin karena tak enak dengan suasana seprti ini, akhirnya Juno bersuara lagi. “ sudah puas nangisnya? Sekarang ikut aku” ucapnya lantas beranjak dari uduknya dan menarik paksa lenganku agar bias berdiri berdampingan dengannya. Aku ingin berontak, namun aku tak bisa. Tubuh lemahku tak bisa melepas cengkraman kokohnya. Dan mau tak mau aku mengikuti langkah kakinya. Aku megikutinya tepat disamping kanannya. Aku tak tahu, mau dibawa kemana aku. Namun, langkah kakinya terhenti disebuah tempat dibawah pohon sakura. “ juno, untuk apa kita kesini?” tanyaku. Tak berapa lama setelahnya, juno berbalik badan dan menatap tepat dikedua mataku. Sejenak taka da yang berkutik. Tatapan mata itu sungguh sangat menyeramkan. Namu, bisa membuat aku teduh saat aku sedang sedih. “ Juno, kau medengar kataku bukan?” ucapku lagi. “ ya, aku mendengarnya. Aku hanya ingin membawa ketempat yang memungkinkanmu tak bersedih lagi.” Ucapnya lantas melangkah mengambil reruntuhan bunga sakura. “untukmu” ucapnya kemudian. Tanpa berkata, aku mengambilnya dan ku hembuskan perlahan kepin-keping bunga berwarna merah muda itu. Juno memang tahu, bagaimana caranya membuatku agar tak bersedih lagi. Sekilas aku tersenyum, walau tak begitu terlihat dan disadari Juno. Setelah kurasa tak sedih lagi, juno mengajakku pulang. “aahhh,,, berat rasanya beban hidupku ini.” Setidaknya itulah yang ada dibenakku saat ini. Detik berlalu, perlahan juno lenyap di tengah jalanan siang. “konochiwa (selamat siang)”sapaku saat memasuki rumah. Sesaat taka da jawaban. Namun beberapa detik selanjutnya, shina berjalan menghampiriku. “konichiwa, dari mana saja?” tanyanya lantas duduk di depan tayangan tv kesayangannya. Aku tak menggubrisnya sama sekali. Sebab, aku tak ingin shina menanyakan hal yang tidak-tidak kepadaku. “ kebiasaan” ucapnya lagi, walau tak beralih dari film kesayangannya. Ku hentikkan langkahku sejenak. Lantas ku alihkan wajahku 45 derajat kearah shina. Sejurus setelahnya kulangkahkan kakiku ke kamar berdesain biru langit milikku. Ku hempaskan tubuhku, tak lupa juga syal ku. “ melelahkan” pekikku. Sesaat setelahnya, ku pejamkan dengan erat kedua mataku. Damn,,, didalam tidur pun aku masih saja teringat dirinya. “oh tuhan, aku mohon hilangkan kenangan dirinya dariku.” Waktu terus berjalan, tak terelakkan sang raja siang kini telah menampakkan batang hidungnya. Menggantian kegelapan menjadi kecerahan dengan cahayanya. Namun tak dengan aku. Tak juga dengan hatiku. Jam telah menunjukkan pukul 07:00 waktu Jepang. Huhh malas rasanya memulai hari baru. Namun aku harus melakukannya. Kusambar syal bermotif biru lurik milikku. Lantas ku lilitkan dia ke leherku. Musim dingin kali ini sungguh menyisahkan kesan suram. “indahnya” ucapku ditengah turunnya salju di kota Tokyo. Alih-alih seterusnya ku edarkan pandangan ku keseluruh jalanan kota. Pemandagan dari atas balkon kamar sungguh indah. Wait,,,,, tiba-tiba pandanganku terhenti pada sesuatu yang mengenakan jacket bulu coklat, sedang berdiri di bawah pohon sakura di pinggir jalan. Tanpa piker panjang, saraf sensorik ku menyuruhku untuk mendatanginya. Kini aku dan orag itu hanya berjarak 5 meter saja. Lantas tanpa meminta izin ku tepuk pundaknya. “shitsurei desuga (permisi)” ucapku. Perlahan orang itu memalingkan wajahnya, lantas tersenyum . “hai (ya)” “onamae wa (siapa kamu)” tanyaku lantas berjabat tangan dengannya. “watashi no namae wa yashi desu ( namaku yashi)” “ohh,, watashi wa nihong desuka (apakah kamu asali jepang)” “iie, so dewa arimasen. Watashi no Indonesia jin desu (tidak, aku kewarganegaraan Indonesia)”. Ternyata dia oramg Indonesia. Dan ku pikir aku bisa mengajaknya berbahasa negeri asalku itu. “ sedang apa kau disini?” “ machi (menunggu). Aku sedag menunggu seseorang.” “pacar?” “ setidaknya begitu” ucapnya dan kembali tersenyum. Sejenak aku terdiam. Bayangan masa laluku kembali terngiang. Dimusim dingin seperti ini pula aku bertemu dengan Satoshi, 4 tahun lalu. Namun, saat aku kembali lagi kenegara ini, satoshi hilang bak ditelan bumi. “ kau sendiri sedang apa_________?” wajahnya tampak kebingungan. “ pamggil aku miura” Alih-alih berlalu, seseorang yang ditunggunya akhirnya menampakkan batang hidungnya. Tanpa menunggu Yashi segera meneriakki orang itu. Namun, ada yang aneh dengan aku. Rasanya jantung ini seperti ingin keluar dari persembunyiannya. “ahhh” aku mendesah tertahan. Orang itu ini tengah melangkah menghampiri aku dan yashi. “heeii, lama sekali” ucap yashi manja sambil menggandeng lengan lelaki disampingnya. Itu, itu satoshi. Benarkah dia satoshi? Kini, pertanyaan di benakku terjawab sudah. Laki-laki itu memang benar-benar satoshi. Laki-laki yang pernah mengisi ruang hatiku. “ satoshi” ucap ku lemah. Lagi lagi mataku seperti terbakar. Alih setelahnya, mataku mengeluarkan cairan bening. “miura?” tak kusangka satoshi masih mengenaliku. Namun tak kusangka pula ternyata yashi adalah tunangannya. Benar-benar dewi portuna sedang tak berpihak kepadaku. Damn it,,,,. “kalian saling mengenal?” Tanya yashi. “ iya, miura ini orang yang pernah ada didalam hidupku.” Jelas satoshi tanpa rasa bersalah sedikit pun. “ oh, jadi dia orangnya.” Yashi tahu tentang aku dan satoshi? Lagi-lagi suara yashi membuyarkan lamunan suramku. “miura, esok adalah hari pernikahan ku dengan satoshi. Aku harap kau bisa datang.” Belum sempat aku menjawab, dua sejoli itu telah pergi jauh meninggalkanku. Lagi-lagi aku terduduk lemah dikursi panjang dipinggir jalan. Ku benarkan sedikit letak syal biru milikku. Aliran sungai kecil di pipiku makin menjadi-jadi. Dia mengalir dengan derasnya tanpa biasa aku kendalikan. Ku dapati sebuah sapu tangan di depanku. Ku naikkan pandanganku. Juno rupanya. “pakai ini” ucapnya “arigato (terima kasih)” “sudah kubilang, menangislah jika itu membuatmu lebih baik.” Tak tahu mengapa, reflex aku menyandarkan kepalaku ke bahu Juno. Aku merasa lebih baik dan nyaman setiap berada di dekatnya. “terima kasih atas semuanya” “ aku melakukan ini karena aku menyayangimu” ucapnya sontak membuat ku terdiam beberapa saat. Selalu saja Juno mengatakan ini padaku. Namun aku tak pernah menganggapnya ada. Sekarang aku sadar, aku harus membuka pintu hatiku untuk cinta yang baru. “maafkan aku.” Juno tersenytum walau senyumannya datar. “ aku juga menyayangimu” ucap ku lagi. Sontak Juno mendekap erat tubuh mungil ku dan sekarang akau tahu in Japan aku merasakan kehilangan dan in Japan pula aku mendapatkan cinta yang baru.

Jumat, 12 Oktober 2012

all about XI IPA 1

Hai hai,,,,,,,, penulis blog gaje datanag LOL kali ini aku mau bahas seputar teman teman yang aneh di XI IPA 1. Mau tau siapa aja mereka? yok let's go bebeh *koplak ok yang pertama ada yang namanya RIZKA SALSABILAH. Dia ini temean sebangku ku. anaknya cantik, baik, gak pelit, hobi nulis pula sama kayak aku. hihihi*promosi. Di kelas dia dijuluki miss. bahri. *riska sorry ya,ini cuma buat seneng seneng kok gak ada maksud, peace ya. dia ini temen ngakak aku bersama RIZKY ANGGARA & DWI PUSPARINI. Sebelumnya aku punya julukan masing masing buat temen temen aku. *sebelumnyamaafyakepadayangbersangkuta.MAAFBANGETYAYAYAYAYADIMAAFINKAN? MAAFIN DONG? mereka adalah rizka (miss bahri), atifah (angeng), indah (boru), rizky ( mr. ngakak), puspa ( kecil pande), ririn (miss ngakak), mbak ade ( nah, yang satu ini gturu sekaligus temen aku. dia pande loh, gak celit pula, sama kayak aku *plaakkkabaikan. tapi kadang- kadang nih oprag mentel), ivan (nah kalau ini pinter juga tapi yang membuat pintarnya gak keliatan dia itu MALES buat ngelakuin yang enggak dia mau). terus ada steven (cikon*maaf ya peng, visssss), ada vita (mae), ada anggi (sibatak), ada devi ( sidedev) ada icha(mak icha), terus ada juga taia (miss rem pong tapi baik loh) dan banyak lagi. Awalnya, aku ngerasa asing dikelas XI IPA 1, tapi sekarang, behhhhh, jangan ditanya, aku tuh NYAMAAANNNNNN BANGET berkat temen temen ku itu. aku serasa punya keluarga yang sellu ada buat ketawa, nangis, buat tempat marah, buat tempt cari ilmu, pokoke PERFECTO LAH *PLETAAKKKlebeh* sekar5ang rasanya itu indah banget masuk kelas XI IPA 1 ya walaupun gak semu bisa diajak kompak sih, tapi minimal ada kan yang bisa diajak kompak? huhuhuhu sampai sini dulu ceriotanya ya? INI CERITAKU? BAGAIMANA CERITAMU? ALL FOR ONE & ONE FOR ALL, Salam terhangat, "widari".

Sabtu, 22 September 2012

masih cinta

ku yang selalu menjaga ku disaat ku bersedih, dimana kau kini kau yang selalu memelukku disaat ku menangis, mengapakah kau pergi,,, bahagia kau lihat terpurukku disini,,, menantikau kembali... aku masih cinta aku masih sayang walau kau sakiti hatiku aku masih seta masih tetap setia walau kau sakiti hatiku, kau hancurkan aku

sahabat

ini adalah post pertamaku. heheh aku cuma mau ngeshare sedikit tentang persahabatan.

 Persahbatan itu sebuah kata sederhana tapi punya banyk makna. di dalam sebuah persahabtan hanya dibutuhkan rasa saling percaya, mengjargai dan juga bisa menerima apa adanya. sahabat bukanlah orang yang ada disaat kita senang. sahabat tak perlu cantik, kaya, terkenal atau yng lainnya. didalam persahabatan, itu akan ada sebuah rsa nyaman dan dihargai. tak semua orang bisa menghargai apa itu arti persahabatan. persahabatn bukan hanya sebuah status, tapi persahabatan adalah ikatan pertemanan yang menerima kita apa adanya bukan karena ada apanya. hummmm, apa lagi yah, hah 1 lagi, sahabat akan ada dimana pun, dan kapanpun kita membutuhkannya. karena sahabat adalah best friends forever.

you and me forever.

Template by:

Free Blog Templates