Kamis, 15 November 2012

Love in Seoul bg 1

“hah,,,,” Gadis itu mendesah tertahan. Melepas beban berat yang ada didalam hati. Walau sebenarnya mendesah bukanlah pilihan yang tepat, namun setidaknya itu lebih baik untuk gadis itu saat ini. Di ambilnya benda berwarna coklat yang tergantung di pundak kanannya. Di aduk-aduknya isi benda itu. Dan ia mendapatkan benda yang mungkin sedang dicarinya. Dan setelahnya ia menekan tombol-tombol benda itu. Sejenak setelahnya, terdengar bunyi yang cukup keras. “perasaanku, yang terlanjur sudah Tersimpan dalam hatiku,,, tak begitu saja,, Dapat terhapuskan meski Kau dengan mudahnya dapat pengganti diriku,,,” Mulutnya sibuk mengikuti alunan dari setiap bait lagu itu. Setidaknya, mungkin hanya lagu itu yang bisa menggambarkan tentang perasaan hatinya. Di tatapnya dengan nanar layar I-phonenya. Namun setelahnya ia mendesah pasrah. Lantas beberapa detik kemudian, ia menangis terisak. Apa mungkin itu karena pengaruh lagu itu? Hmm,, entahlah. Ia sibuk bergumam, sambil sesekali menyeka air yang masih saja mengalir di kedua pipi putihnya itu. “ andai aku bisa menyampaikan rasa di hatiku padamu, aku akan menyampaikannya. Dengan segera malah. Namun itu tak mungkin aku lakukan. “ Alih- alih selanjutnya kejadian yang beberapa hari lalu di rasakan gadis ini kembali membuat air matanya mengalir semakin deras. “ kau memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita. Tanpa ku tahu apa salah dan dosa ku padamu. Tanpa rasa bersalah, kau dengan gamblangnya mengungkapkan maksudmu itu. Tanpa pernah kau bayangkan bagaimana rasanya aku “ Lagi dan lagi gadis itu bergumam. Dan gumamannya sangat pilu sekali. Ya, laki-laki yang sudah 2 tahun menjalin hubungan dengannya, tiba-tiba saja memutuskannya tanpa alasan yang jelas. Malah, laki-laki itu sama sekali tak merasa berdosa. Berjalan di depan matanya dengan seorang gadis, yang ia tahu betul siapa gadis itu. “ kenapa? Oh tuhan, sepahit ini kah kisah cintaku?” sesalnya. Alih-alih ia menangis, lagu itu tanpa teras telah berakhir. Dan gadis itu perlahan melangkah dengan gontai meninggalkan tempatnya sekarang. Ia melangkah dengan pasti memasuki rumah di ujung gang. Dan setelahnya suara seseorang menyerukan namanya, dan mau tak mau ia harus menoleh. “ ini tiket apa?” suara itu mulai menggema. “ tiket untuk terbang ke seoul” ucanya lemah. Orang yang memiliki suara tadi segera terbelalak saat mendengar jawaban gadis itu. “ kau tak bercanda ingin pergi ke seoul kan shill?” “ aku serius, Zahra. Aku tak pernah bermain-main dengan apa yang sudah aku putuskan” “ tapi jika kau ingin melupakan masalahmu, tak harus dengan meninggalkan Indonesia kan?” Sesaat shilla mendesah, lantas melangkah ke sebuah sofa panjang di ruang tamu. Dan langkahnya di ikuti pula oleh Zahra. “ tekadku sudah bulat, ra. Kau tahu kan bagaimana rasanya aku?” gumamnya, dan sekali lagi air bening itu mengalir begitu saja. “ ttt,,,ttaapiii,,,,” Tanpa menjawab, shilla melangkah meninggalkan Zahra yang masih dengan pikirannya. Zahra pun menghela napas pasrah. Tak akan mungkin ia bisa mencegah saudaranya itu. Keinginannya sudah terlampau serius. ♣ Pagi pun telah menampakkan keagungannya. Dan shilla, gadis itu tampak berbenah diri. Sambil sesekali ia melirik pada foto di sudut kamarnya. “ aku harus meninggalkan mu, wahai kenangan” lantas setelahnya, ia membuang foto itu tepat ke tong sampah. Suara ketukan pintu pun terdengar dengan sangat jelas di telingannya. “ kau yakin” Tanya suara itu lemah. Shilla berjalan menghampiri gadis yang sekarang berada di ambang pintu kamarnya. “ ra, ini keputusanku. Dan ku rasa aku bisa memulai kebahagianku di Negara yang selalu di bilang romantis itu” jelas shilla. Zahra menarik napas perlahan, lantas setelahnya ia menghembuskannya.“ baiklah, jika keputusanmu sudah bulat. Aku akan ikut mengantarmu kebandara” ♣ Dua gadis itu kini sudah berada di bandara soekarno-hatta. Zahra dengan ragu melepas kepergian kakak perempuan satu-satunya itu. “ hati-hati ya, shilla. Get your love there. Good bye sister.” Ucap Zahra, namun mampu membuat suasana itu menjadi mengharukan. “ thanks, baby. Love you” Lantas setelahnya shilla melangkah sambil menyeret koper coklat miliknya. Sedang Zahra masih tetap di tempatnya sambil seselai melambaikan tangan. “ good bye sister.semoga kau mendapatkan kebahagiaanmu disana.” ♣ Sekarang, shilla sudah berada di dalam pesawat. Perjalannan selama 7 jam Indonesia-korea mungkin akan menyita waktunya. Dan tentunya itu akan melelahkan. Shilla menyumpalkan earphone ke kedua telingannya. Lantas setelahnya, matanya mulai terpejam. Kini, pesawat yang di tumpanginya telah mendarat dengan selamat. Dan tugas shilla sekarang adalah mencari alamat Angel, sepupunya yang 2 tahun lalu pindah ke Negara ini. Shilla merogo saku jacketnya. Lantas setelahnya ia memegang sebuah kertas yang merupakan alamat dari saudaranya itu. Shilla melangkah dengan terburu-buru. Tanpa ia sadar ada orang didepannya. Dan alhasil, ia dan orang itu pun bertabrakan. “mianhae” ucap orang yang di tabraknya tadi. Shilla yang mengerti sedikit bahasa itu pun hanya menganguk. Lantas setelahnya ia kembali melanjutkan jalannya. Dan sebelumnya ia sudah sempat melihat wajah orang yang ditabraknya tadi. Tepatnya mereka berdua sempat bertemu pandang.

Alih-alih selanjutnya, shilla kini sudah berada di depan sebuah rumah. Lantas sesekali ia menoleh pada kertas yang kini berada di tangan kanannya. Shilla pun mengetuk pintu rumah itu. Dan sesaat setelahnya muncul pemilik rumah itu. “ shilla? Ayo masuk” ucap pemilik rumah itu ramah. Aduh, aku buat cerbung aja yey. Semoga banyak yang suka.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates