Senin, 25 Juli 2016

That's i am.

Aku tidak sekuat yang aku bayangkan. Tidak semua hal mampu aku tangani sendiri. Aku lemah, dan aku butuh bantuan.

Hidup ini ternyata tidak semulus yang aku bayangkan. Sama seperti jalan yang banyak belokannya. Dulu saat masih anak-anak, aku ingin segera menjadi orang dewasa. Ku pikir, menjadi orang dewasa itu seenak dalam pemikiranku.

Namun sekarang, saat aku sudah beranjak dewasa dan merasakan hal yang dulu aku inginkan itu, aku justri ingin kembali ke masa kecilku. Masa dimana aku belum kenal apa yang dinamakan menyukai seseorang. Masa dimana hanya permainan dan jajan saja lah yang ada di otakku.

Tapi sekarang, saat ini, saat aku sudah hampir 20 tahun, aku merasakan apa yang namanya menyukai seseorang. Bahkan terlalu menyukai. Dia... seseorang yang entah sejak kapan hadir diruang hati ini, yang mampu membuat aku uring-uringan karena merindukannya ketika ia tidak ada. Dia...yang sukses hadir dalam mimpiku 9 hari berturut-turut mampu membuat perasaanku berantakan dan gak karuan hingga muncullah harapan.

Aku sebenarnha membencinya. Tidak pernah menyukai saat pertama kali bertemu dan mengenalnya. Aku sakit hati pada awal pertemuan itu karena ia sama sekali tak menggubris aku, yang sedang berbicara padanya. Tapi sialnya, dari kebencian itu justru muncul perasaan yang sampai saat ini tidak mau hilang.

Bodohnya aku... yang terlalu berharap ia juga merasakan hal yang sama, dan akhirnya kecewalah yang aku dapatkan. Ia tidak menyukaiku sama sekali. Aku saja yang berharap ia memberi sinyal hanya karena menyapaku lewat sosial media.

Ya...
Aku ingin menjerit dan menangis. Tapi untuk apa? Untuk orang yang tidak memperdulikan aku? Itu hanya akan menambah kebodohanku saja karena melakukan hal yang sia-sia.

Dia saja tidak pernah perduli lantas apa aku harus tetap pada perasaanku? Haruskah aku tetap tinggal bersama harapanku?   

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates